Apa itu Hyperscale Data Center? dan Apa Kelebihannya?
Apa itu Hyperscale Data Center? dan Apa Kelebihannya?
Jika Anda mulai mencari tahu jenis-jenis data center, setidaknya Anda akan menemukan 3 jenis Data Center, yakni Enterprise Data Center, Colocation Data Center, dan Hyperscale Data Center. Beberapa raksasa teknologi semacam Google, Meta, Microsoft, IBM, sampai dengan Amazon menggunakan tipe Hyperscale ini.
Tidak hanya di dunia, di Indonesia pun tren penggunaan Data Center tipe Hyperscale kian bertambah, seiring dengan banyaknya aktivitas masyarakat di ranah digital. Apakah Anda sudah tahu pengertian Hyperscale Data Center? Apa saja manfaatnya jika kita menggunakan Data Center jenis ini?
Pengertian Hyperscale Data Center
Hyperscale Data Center merupakan fasilitas Data Center yang memiliki kemampuan untuk menampung beban komputasi yang secara signifikan terus bertambah dan tetap bisa mempertahankan performanya.
Hyperscale juga merujuk pada kemampuan Data Center untuk bisa bertumbuh dengan fleksibel.
Jika kita bandingkan antara Enterprise dan Hyperscale Data Center, perbedaan yang paling sederhana adalah ukuran daya tampung dan juga performa. Untuk dua hal ini, Hyperscale tentu saja memiliki kemampuan yang lebih besar dibandingkan Enterprise.
Namun secara teknis, seharusnya Hyperscale Data Center akan memiliki luas area setidaknya 10.000 kaki persegi dan dapat memuat 5.000 server.
Perbedaan lain yang bisa kita temukan pada Hyperscale Data Center adalah penggunaan energi listrik dan juga infrastruktur konektivitas untuk mendukung koneksi jaringan yang lebih cepat.
Kelebihan Hyperscale Data Center
Melanjutkan poin sebelumnya, melalui pembahasan di atas kita sudah tahu apa itu Hyperscale Data Center. Selanjutnya apa manfaat dari Data Center jenis ini, sehingga beberapa perusahaan besar seperti Google memilih tipe ini?
1. Keandalan
Hampir sebagian besar Data Center bisa bekerja dengan andal, namun mereka tetap memiliki keterbatasan, di mana jika beban komputasi sudah melebihi itu, server dapat mengalami Downtime. Data Center jenis ini cocok digunakan untuk menangani beban komputasi yang sudah terprediksi.
Namun perusahaan yang layanan utamanya dalam ranah digital sering kali mendapatkan kejutan dengan penambahan pengguna dan beban kerja yang tidak bisa diprediksi. Keandalan seperti inilah yang menjadi salah satu kelebihan Hyperscale Data Center.
Kemampuannya untuk meningkatkan server dengan fleksibel membuat Hyperscale Data Center bisa menangani beban komputasi yang lebih berat dengan performa stabil, sehingga perusahaan tidak mengalami Downtime.
2. Hemat Energi
Sebelumnya juga sedikit kami singgung juga bahwa perbedaan antara Hyperscale dan Non-Hyperscale Data Center juga terletak pada konsumsi daya listriknya. Hyperscale bisa dibilang lebih hemat.
Sebuah data yang kami ambil dari datacentremagazine.com, layanan Data Center Enterprise melaporkan bahwa Power Usage Effectiveness (PUE) mereka berkisar di antara 1.67-1.8 PUE. Sedangkan Data Center tipe Hyperscale miliknya Google melaporkan PUE mereka ada di angka 1.1, dimana PUE 1.0 adalah tingkat efisiensi paling sempurna.
Itu artinya, secara tingkat efisiensi, kebutuhan sumber daya listrik Hyperscale Data Center secara umum lebih efisien dengan PUE yang rendah.
3. Tidak Membutuhkan Banyak SDM
Hyperscale Data Center umumnya sudah mengadopsi teknologi terkini, di mana dalam pengoperasiannya bisa dilakukan secara otomatis. Itu artinya, dalam pengelolaannya sehari-hari, Hyperscale Data Center tidak membutuhkan SDM yang besar untuk pemeliharaan fasilitasnya sehingga risiko human error dapat dimitigasi. Hal ini tentunya didukung dengan pengaplikasian teknologi dan automasi dalam operasinya.Itulah pengertian pengertian Hyperscale Data Center lengkap dengan beberapa kelebihannya. Namun tidak semua perusahaan membutuhkan jenis data center yang seperti ini, umumnya Hyperscale Data Center lebih sering digunakan untuk perusahaan-perusahaan yang lini bisnis utamanya ada dalam ranah digital seperti Amazon, Google dan Meta.